VIRTUAL OFFICE MENGGUNAKAN ZOOM CLOUD MEETINGS

MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO VIRTUAL OFFICE MENGGUNAKAN ZOOM CLOUD MEETINGS DI SMK KANISIUS UNGARAN


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Media Pembelajaran AP
Hari : Jumat
Pukul : 13.00 WIB
Dosen Pengampu : Agung Kuswantoro, S.Pd, M.Pd.

Oleh :
Serliana Nur Dewiarti
7101417089
Pendidikan Administrasi Perkantoran B 2017


Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui fungsi ZOOM dalam kegiatan virtual office; (2) Untuk mengetahui kelayakan penggunaan media Zoom pada proses pembelajaran; (3) Untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi teknologi perkantoran. Media pembelajaran yang digunakan dalam proses belajar mengajar oleh guru berpengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar siswa, sehingga perlu adanya inovasi terhadap media pembelajaran yang digunakan supaya memberikan suasana baru dan mempermudah guru dalam menyampaikan materi. Mata pelajaran Teknologi Perkantoran memuat materi Kantor Virtual (Virtual Office) yang mengulas kegiatan-kegiatan dalam virtual office, untuk mempermudah siswa dalam menangkap materi tersebut peneliti menggunakan media Zoom dan memperlihatkan kegiatan rapat dengan aplikasi tersebut. Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D) dengan menggunakan metode penelitian yang dikembangkan oleh Borg & Gall (dalam Emzir,2013)menyatakan bahwa dapat membatasi langkah penelitian. Sehingga peneliti mengambil empat langkah pengembangan yaitu pengumpulan data, perencanaan, pengembangan produk, dan tahap validasi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X program keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran (OTKP) SMK Kanisius Ungaran. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah observasi,  angket atau kuisioner, dan dokumentasi.

Kata Kunci : Virtual Office, ZOOM Cloud Meetings, media pembelajaran

Latar Belakang

Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara guru dan siswa. Hal ini sangat membantu guru dalam mengajar dan memudahkan siswa menerima dan memahami pelajaran. Proses ini membutuhkan guru yang mampu menyelaraskan antara media pembelajaran dan metode pembelajaran. Media sangat diperlukan dalam pembelajaran sebagai alat penyampaian informasi dan pesan dari guru kepada peserta didik. Pembelajaran yang baik dan berlangsung lancar memerlukan media pembelajaran yang baik dan sesuai dengan kondisi kelas.
Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar juga dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi belajar, dan bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, pemakaian atau pemanfaatan media juga dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap pelajaran.
Media yang dimanfaatkan memiliki posisi sebagai alat bantu guru dalam mengajar. Misalnya grafik, film, slide, foto, serta pembelajaran dengan menggunakan komputer. Gunanya adalah untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal. Sebagai alat bantu dalam mengajar, media diharapkan dapat memberikan pengalaman kongkret, motivasi belajar, mempertinggi daya serap dan retensi belajar siswa.
Masih ada beberapa sekolah yang mementingkan aspek kognitif saja dan kurang memandang persoalan motivasi belajar siswa. Seperti yang saya alami saat menempuh pendidikan SMK, masih ada beberapa guru yang menggunakan metode ceramah saja dalam menyampaikan materi, sehingga siswa kurang dapat memahami materi yang disampaikan dan membuat siswa merasa jenuh saat mengikuti pembelajaran. Metode pembelajaran konvensional yang diterapkan guru dalam proses belajar mengajar tidak mampu menarik perhatian siswa, dengan metode ini guru cenderung tidak melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Media bantu yang digunakan guru selama pembelajaran hanya berbatas padaa text book atau power point dan tidak mampu menarik perhatian siswa. Sedangkan untuk pembelajaran produktif sendiri media yang layak dan memenuhi untuk dapat menghantarkan materi adalah yang mengandung unsur gerak sehingga proses memasak dapat diperhatikan dengan baik. Kurangnya motivasi dan perhatian siswa serta rendahnya prestasi belajar tersebut menunjukkan bahwa terjadi hambatan dalam proses pembelajaran yang menimbulkan terganggunya informasi yang seharusnya diterima oleh siswa.
Media video pembelajaran adalah media atau alat bantu mengajar yang berisi pesan-pesan pembelajaran. Video sebagai media audio visual dan mempunyai unsur gerak akan mampu menarik perhatian dan motivasi siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995: 1119) mengartikan video dengan: 1) bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi; 2) rekaman gambar hidup untuk ditayangkan pada pesawat televisi. Video mampu merangkum banyak kejadian dalam waktu yang lama menjadi lebih singkat dan jelas dengan disertai gambar dan suara yang dapat diulang-ulang dalam proses penggunaannya. Video memiliki kelebihan yaitu mampu membantu memahami pesan pembelajaran secara lebih bermakna tanpa terikat oleh bahan ajar lainnya. Dengan unsur gerak dan animasi yang dimiliki video, video mampu menarik perhatian siswa lebih lama bila dibandingkan dengan media pembelajaran yang lain. Namun dalam suatu media pembelajaran tentu akan terdapat kekurangan dari media tersebut. Dalam proses pembuatannya video membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan watu yang cukup lama, material pendukung video membutuhkan alat proyeksi untuk dapat menampilkan gambar yang ada didalamnya, dan dalam pengambilan gambar yang kurang tepat dapat menyebebakan timbulnya keraguan penonton dalam menafsirkan gambar yang dilihat.
Salah satu materi yang dapat dikembangan dengan media pembelajaran baru yaitu materi Kantor Virtual (Virtual Office) dalam mata pelajaran Teknologi Perkantoran yang menjadi sasaran kelas X (sepuluh) SMK Program Keahlian Otomatisasi dan Tata Kelola Perkantoran. Praktik di lapangan guru hanya menyampaikan terkait gambaran tentang kegiatan-kegiatan dan penjelasan tentang kantor virtual itu sendiri sehingga siswa merasa sulit untuk dapat memahaminya. Oleh karena itu, peneliti ingin mengembangkan media pembelajaran dengan menggunakan video yang didalamnya menayangkan kegiatan rapat suatu kantor virtual menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meetings. Peneliti menggunakan aplikasi Zoom karena aplikasi ini gratis dan membuat telecommuting jarak jauh lebih praktis, efisien dan disertai banyak fitur- fitur yang membuat pertemuan online lebih nyaman.
Siswa dapat memahami dan memiliki gambaran tentang kegiatan kantor virtual dengan menggunakan media tersebut. Penelitian ini akan dilakukan di SMK Kanisius Ungaran karena setelah beberapa kali mengunjungi sekolah tersebut saya melihat kurangnya penggunaan media pembalajaran saat proses pembelajaran. Sehingga saya tertarik untuk mengaplikasikan media pembelajaran yang saya buat yaitu Virtual Office menggunakan Zoom Cloud Meetings.

Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka dapat ditarik rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan pemahaman siswa kelas X SMK Kanisius Ungaran Program Keahlian OTKP pada mata pelajaran Teknologi Perkantoran materi Kantor Virtual menggunakan video dengan aplikasi Zoom Cloud Meetings?

Tujuan Masalah

Tujuan Penelitian ini adalah: Untuk meningkatan pemahaman siswa kelas X SMK Kanisius Ungaran Program Keahlian OTKP  pada mata pelajaran Teknologi Perkantoran materi Kantor Virtual menggunakan video dengan aplikasi Zoom Cloud Meetings.

Manfaat Masalah

Hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat, baik bagi lembaga pendidikan seperti sekolah, siswa dan juga guru atau tenaga pendidik. Manfaat tersebut antara lain sebagai berikut:
1)    Sebagai bahan masukan bagi lembaga-lembaga pendidikan, guru/pendidik agar lebih cenderung atau sering memanfaatkan multimedia pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, serta manfaat lainnya adalah sebagai bahan masukan atau batu loncatan bagi pengembang media pembelajaran terutama bagi teknolog pendidikan dalam mengembangkan media pembelajaran yang menggunakan multimedia.
2) Bagi Siswa sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar dan pemahaman melalui pemanfaatan multimedia pembelajaran, khususnya memahami mata pelajaran Teknologi Perkantoran.
3)      Bagi Guru
a.       Sebagai bahan masukan bagi guru melakukan inovasi dalam mengajar materi Virtual Office.
b.      Dapat meningkatkan kualitas mengajar bagi guru mata pelajaran Teknologi Perkantoran.

Deskripsi Teori

Menurut R. Ibrahim dan Nana Syaodih (1996), media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan atau isi pelajaran, merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar mengajar. Sedangkan menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2010:1), media peengajaran ada dalam komponen metodologi, sebagai salah satu lingkungan belajar yang dianut oleh guru.
Agar seorang guru dalam menggunakan media pendidikan dapat efektif, setiap guru harus dapat memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang media pendidikn/pengajaran. Menurut Oemar Hamalik dalam Azhar Arsyad (2004:2) pengetahuan dan pemahaman tentang media pembelajaran meliputi:
a)      Media sebagai alat komunikasi guna lebih mengefektifkan proses belajar mengajar.
b)      Fungsi media dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
c)      Seluk-beluk proses belajar.
d)     Hubungan antara metode mengajar dan media pendidikan.
e)      Nilai atau manfaat media pendidikan dalam pengajaran.
f)       Pemilihan dan penggunaan media pendidikan.
g)      Berbagai jenis alat dan teknik media pendidikan.
h)      Media pendidikan dalam setiap mata pelajaran.
i)        Usaha inovasi dalam media pendidikan.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran disekolah pada khususnya. 
Media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses, yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan. Penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaru-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Ciri-ciri media pembelajaran yang baik adalah media pembelajaran yang berupa alat bantu belajar yang dapat berupa suara, gambar, rekaman, film/video, garis, symbol yang mungkin ditransformasikan dalam bentuk objek yang berupa rangkuman kejadian yang kemudian ditampilkan kembali sebagai gambaran. Media pembelajaran dimungkinkan akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran sebab dengan adanya media siswa dapat berinteraksi secara audio dengan rekaman, visual dengan gambar diam atau gambar bergerak dan secara audio visual dengan video atau film.
Menurut Cheppy Riyana (2007) media video pembelajaran adalah media yang menyajikan audio dan visual yang berisi pesan-pesan pembelajaran baik yang berisi konsep, prinsip, prosedur, teori aplikasi pengetahuan untuk membantu pemahaman terhadap suatu materi pembelajaran. Video merupakan bahan pembelajaran tampak dengar (audio visual) yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan/materi pelajaran. Dikatakan tampak dengar kerena unsur dengar (audio) dan unsur visual/video (tampak) dapat disajikan serentak.
Menurut Cheppy Riyana (2007:6) media video pembelajaran sebagai bahan ajar bertujuan untuk :
a)      Memperjelas dan mempermudah penyampaian pesan agar tidak terlalu verbalistis.
b)      Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera peserta didik maupun instruktur.
c)      Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi.
Saat ini, lingkungan kerja global sangat memungkinkan untuk diwujudkan. Anda bisa saja bekerja dengan seseorang dari belahan dunia lain dengan mudah, sama seperti saat Anda bekerja dengan karyawan di departemen lain. Virtual Office atau kantor virtual adalah jenis kantor sewa non-fisik yang bisa digunakan sebagai alamat legal bisnis dan mendapatkan fasilitas-fasilitas kantor dari sang provider. Meskipun tidak memiliki kantor fisik yang digunakan sendiri, pengguna virtual office mendapatkan keuntungan khusus seperti biaya operasional yang jauh lebih murah dari kantor konvensional tapi mendapatkan fasilitas yang mirip dengan kantor konvensional. Dengan jarak yang jauh, virtual meeting menjadi bagian dari aktivitas sehari-hari yang penting.
Aktivitas secara virtual terbukti menjadi metode efektif untuk mencapai berbagai tujuan, seperti webinar, pelatihan, dan konferensi. Beikut adalah cara memaksimalkan rapat online, yaitu:
1)      Tentukan peran dalam meeting
Salah satu kunci utama dalam mengatur virtual meeting adalah mengetahui dan memahami karakteristik semua tim. Masing-masing dari mereka pasti memiliki sifat yang berbeda-beda, terlebih jika anggota rapatnya lintas budaya.
Akibatnya, dalam beberapa kasus, seringkali ada cekcok dan gangguan saat meeting. Karena itulah, Anda harus mengantisipasinya sebelum rapat dimulai. Salah satu caranya adalah dengan menentukan peran dari tiap orang yang terlibat agar tetap kondusif. Peran tersebut di antaranya adalah:
a.       Notulen
b.      Troubleshooter
c.       Penjaga waktu
d.      Presenter
Tentu saja peran tersebut bisa bervariasi tergantung pada siapa saja yang terlibat dalam rapat tersebut. Coba juga gilir peran tersebut dalam setiap meeting agar tugas-tugas terdistribusi dengan baik.
2)      Tentukan agenda virtual meeting
Jika ingin menyelenggarakan meeting yang efisien dan berhasil, maka agenda rapat harus direncanakan dengan baik. Hal tersebut penting agar semua orang mempunyai topik yang bisa dipelajari terlebih dahulu sebelum didiskusikan.
Untuk setiap virtual meeting, agenda yang diperlukan adalah:
a.       Poin utama pembicaraan
b.      Struktur rapat (misalnya, berapa lama tiap poin pembicaraan akan didiskusikan)
c.       Anggota rapat yang akan hadir
d.      Apa yang harus dipersiapkan anggota rapat
e.       Dokumen, file, riset yang berkaitan
Perlu adanya penyusunan peraturan dan ekspektasi yang akan dihasilkan dari rapat ini. Semua yang terlibat harus tahu apa yang mereka lakukan dan bagaimana mengatur ruang virtual tersebut.
3)      Menentukan jadwal
Salah satu tantangan melakukan dengan tim virtual adalah mengkoordinasikan jadwal untuk anggota rapat yang berada di zona waktu yang berbeda atau memiliki jadwal yang berbeda. Rapat harus dilaksanakan pada waktu yang tidak menyulitkan siapapun. Meskipun demikian, keputusan waktu rapat tidak boleh diambil berdasarkan keputusan mayoritas anggota rapat. Tidak adil jika ada peserta yang berada di zona waktu berbeda harus rapat di waktu yang tidak wajar. Usahakan waktu rapat juga digilir untuk mengakomodasi kenyamanan anggota rapat dan tentukan waktu tersebut jauh-jauh hari.
4)      Etiket online meeting
Meskipun setiap rapat memiliki peraturan yang berbeda-beda, ada beberapa etiket yang harus dipatuhi semua orang agar meeting berjalan dengan lancar. Etiket tersebut adalah:
a.       Perkenalkan semua anggota rapat dan berikan tiap orang kesempatan untuk berbicara.
b.      Jangan melihat ponsel ketika orang lain sedang presentasi.
c.       Jangan menyela pembicaraan.
d.      Periksa perangkat seperti kamera, video, Wi-Fi, dan screen sharing sebelum rapat.
e.       Baca agenda rapat dan persiapkan material.
f.       Jangan mengerjakan sesuatu yang lain (seperti memeriksa email) selama virtual meeting.
g.      Matikan semua notifikasi dan pastikan ponsel dalam keadaan senyap.
h.      Pastikan semua orang berada di tempat yang tenang.
i.    Jika ragu, praktikan saja tata krama pada umumnya. Semua orang ingin didengar, dilihat dan dihormati selama rapat online berlangsung – sebagaimana rapat secara langsung.
5)      Follow-up rapat
Agar rapat efektif, semua orang harus memiliki tujuan yang jelas di akhir rapat. Hal yang harus mereka ketahui adalah:
a.       Hasil kerja dan langkah-langkah selanjutnya
b.      Siapa saja yang bertanggung jawab atas langkah-langkah tersebut
c.       Kapan hasil kerja tersebut harus diselesaikan
d.      Kapan meeting selanjutnya akan dilaksanakan
Untuk seorang penyelenggara virtual meeting, jangan lupakan bagian terpenting dari follow-up adalah meminta feedback dari seluruh peserta rapat mengenai rapat yang sudah dilakukan. Bisa dengan meminta pendapat mereka satu per satu atau melalui survey anonimus. Ini akan membantu meningkatkan kualitas rapat yang semakin inklusif dan efisien untuk semua orang.
6)      Kesimpulan
Virtual meeting merupakan cara yang paling efektif dan efisien jika harus berdiskusi dengan rekan kerja yang berada di tempat yang jauh. Dengan mengaplikasikan strategi di atas dan dilengkapi dengan sistem manajemen proyek, maka pekerjaan akan semakin produktif.
Untuk dapat melakukan virtual meeting dapat menggunakan aplikasi yang mudah digunakan salah satunya yaitu dengan aplikasi ZOOM Cloud Meetings. Zoom Cloud Meeting adalah sebuah aplikasi yang dapat menunjang kebutuhan komunikasi di manapun dan kapanpun dengan bayak orang tanpa harus bertemu fisik secara langsung. Aplikasi ini untuk videoconference, dengan mudah dapat di install pada perangkat PC (Personal Computer) dengan webcame, Laptop dengan webcame, Smartphone Android atau IOS. "Zoom Cloud" begitulah sebutannya, aplikasi ini sangat cocok sekali untuk melakukan Video Conference, dengan ringanya bandwidth yang digunakan, tidak ada iklan di aplikasi tersebut, serta tidak terlalu banyak memakan resource memory jika dijalankan di Android atau PC. Zoom bisa digunakan dengan gratis, tapi durasi video conferencing dibatasi hanya 40 menit dan jumlah partisipan satu sesi maksimal 100 orang. Aplikasi ini paling umum digunakan untuk panggilan video yang melibatkan banyak orang, meskipun dapat juga digunakan untuk panggilan interpersonal. Dilansir dari blog.zoom.us, aplikasi Zoom dapat menghasilkan visual berdefinisi tinggi kendati Anda berada hanya memiliki koneksi internet dengan bandwith rendah. Dengan Zoom, Anda bisa membagikan tampilan layar komputer kepada peserta rapat lainnya (screen sharing). Fitur tersebut sangat berguna untuk seminar atau kuliah jarak jauh yang memerlukan presentasi, video, buku, teks, dalam penyampaian materi.

Penelitian Terdahulu 

1)  Karim, Muhammad T., Supriawan, Dedi., Sukrawan, Yusep. (2016). Penggunaan Multimedia Berbasis Video Untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Pada Kompetensi Kejuruan Teknik Mesin. Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. Journal of Mechanical Engineering Education, Vol. 3, No. 2, hlm. 214-219. Menyimpulkan bahwa rerata N-gain siswa yang menggunakan multimedia berbasis video, menunjukan peningkatan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi tersebut tergolong ke dalam kategori sedang. N-gain siswa yang menggunakan media power point, menunjukan peningkatan pemahaman siswa terhadap materi tersebut tergolong ke dalam kategori rendah. Multimedia berbasis video lebih baik dibandingkan menggunakan media power point pada siswa kelas TP di SMK Tunas Bangsa Kab. Bandung Barat.
2)     Rinajayani (2013), mengkaji tentang Penggunaan Media Video Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Ilmu Pengetahuan Sosial Pada Siswa Kelas Iv A Sd Bantul Timur Bantul Tahun Pelajaran 2012/2013 menyimpulkan bahwa pada siklus I, dari 25 siswa, nilai yang berada di bawah KKM adalah 11 siswa (44%), sedangkan yang di atas KKM adalah 14(56%). Pada siklus II, dengan adanya perbaikan media video, semakin meningkatkan pemahaman konsep IPS siswa. Penggunaan media video telah dapat meningkatkan pemahaman konsep IPS pada siswa kelas IV A SD Bantul Timur tahun pelajaran 2012/2013.

Kerangka Berpikir 

Upaya peningkatan kualitas pendidikan menjadi tugas dan tangung jawab seorang guru. Karena guru yang berhadapan langsung untuk membina para siswa di sekolah dalam proses kegiatan belajar mengajar. Hal tersebut tidak terlepas dari media bantu mengajar yang digunakan oleh seorang guru. Pada penelitian ini akan dibuat pengembangan media video pembelajaran untuk materi rapat online pada virtual office. Berdasarkan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya kemudian ide untuk mengembangkan media pembelajaran muncul. Melalui identifikasi masalah, ide pengembangan media pembelajaran, lalu melakukan pengembangan media yang akan dibuat terdiri dari tahap perencanaan pembuatan video mulai dari aplikasi zoom, partisipan, dan bahan rapat, selanjutnya dilakukan proses meeting dan direkam melalui fitur yang ada di aplikasi zoom, setelah selesai akan dilakukan edit video dengan memberikan penjelasan yang dibutuhkan, selanjutnya dilakukan validasi dan revisi jika diperlukan serta uji kelayakan dan terakhir media pembelajaran dapat digunakan.

Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut Sugiyono (2012: 407) penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. Research and Development (R&D) adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan metode tersebut. Dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengembangan atau Research and Development (R&D), merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan pembelajaran.
Borg & Gall dalam Nana Syaodih Sukmadinata (2006: 169-170) memaparkan sepuluh langkah pelaksanaan strategi penelitian dan pengembangan sebagai berikut:
1)     Penelitian dan pengumpulan data (research and information collecting) yang meliputi pengukuran kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
2)  Perencanaan (planning) yaitu menyusun rencana penelitian, meliputi kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau langkah-langkah penelitian, dan kemungkinan dalam lingkup terbatas.
3) Pengembangan draf produk (develop preliminary form of product). Pengembangan bahan pembelajaran, proses pembelajaran, dan instrumen evaluasi.
4)   Uji coba lapangan awal (preliminary field testing). Uji coba di lapangan pada satu sampai tiga sekolah dengan enam sampai dengan dua belas subjek uji coba (guru). Selama uji coba dilakukan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket.
5)      Merevisi hasil uji coba (main product revision).
6)      Uji coba lapangan (main field testing). Melakukan uji coba yang lebih luas pada 5 sampai dengan 15 sekolah dengan 30 sampai dengan 100 orang subjek uji coba. Data kuantitatif penampilan guru sebelumnya dan sesudah menggunakan model yang dicobakan dikumpulkan.
7)      Penyempurnaan produk hasil uji lapangan (operasional product revision).
8)   Uji pelaksanaan lapangan (operasional field testing). Dilaksanakan pada 10 sampai dengan 30 sekolah melibatkan 40 sampai dengan 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui angket, wawancara, observasi dan analisis hasilnya.
9)      Penyempurnaan produk akhir (final product revision).
10)  Diseminasi dan implementasi (dissemination and implementation).
Prosedur penelitian yang dilakukan peneliti dalam pengembangan ini diadaptasi dari langkah-langkah pengembangan yang dikembangkan oleh Borg & Gall tersebut dengan pembatasan. Borg & Gall (dalam Emzir, 2013: 271) menyatakan bahwa dimungkinkan untuk membatasi penelitian dalam skala kecil, termasuk membatasi langkah penelitian. Penerapan langkah-langkah pegembangannya disesuaikan dengan kebutuhan peneliti. Mengingat keterbatasan waktu dan dana yang dimiliki oleh peneliti, maka langkah-langkah tersebut disederhanakan menjadi empat langkah pengembangan. Langkah pengembangan yang dilakukan oleh peneliti adalah:
1)      Tahap pengumpulan data
Tahap pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran di lapangan. Tahap pengumpulan data dilakukan dengan cara studi lapangan dan studi pustaka.
a.       Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui kebutuhan sumber belajar di SMK. Studi lapangan dilakukan dengan cara analisis kurikulum yang berlaku di sekolah, analisis tahap perkembangan siswa, dan analisis ketersediaan sumber belajar di lapangan.
b.      Studi pustaka mengenai teori yang berhubungan dengan sumber belajar bentuk video untuk pembelajaran Teknologi Perkantoran di SMK serta studi pustaka mengenai materi interaksi manusia dan lingkungan.
2)      Tahap perencanaan
Tahap perencanaan dimulai dengan melakukan penyusunan alur kegiatan rapat secara online dan menentukan aplikasi untuk melakukan online meeting. Menentukan anggota yang berpartisipasi dalam rapat dan tema yang akan dibahas dalam rapat. Pada tahap perencanaan ini sekaligus direncanakan evaluasi sumber belajar yaitu dengan membuat kisi-kisi penilaian.
3)      Tahap pengembangan produk
Tahap pengembangan produk dimulai dengan melakukan kegiatan rapat dan menggunakan fitur record pada aplikasi yang digunakan. Hasil video tersebut yang nantinya akan menjadi media pembelajaran mengenai rapat pada suatu kantor virtual. Video sudah bisa digunakan sebagai media pembelajaran.
4)      Tahap validasi dan uji coba video yang telah diproduksi, kemudian dievaluasi.
Bentuk dari evaluasi produk video sebagai media pembelajaran Teknologi Perkantoran adalah validasi. Validasi dilakukan dalam dua tahap. Tahap I adalah validasi oleh ahli materi dan ahli media. Melalui tahap ini diperoleh data kelayakan produk dan saran dari ahli. Saran tersebut kemudian digunakan untuk revisi produk tahap I. Hasil revisi tahap I digunakan untuk validasi ke II oleh guru, saran dari guru digunakan untuk revisi II. Hasil dari kedua revisi tersebut digunakan untuk uji coba penggunaan oleh siswa. Hasil uji coba ini berupa tanggapan siswa terhadap materi dalam bentuk video rapat online.

Rancangan Media Pembelajaran (Virtual Office menggunakan Zoom)

Pengembangan media pembelajaran video rapat online menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meeting ini dibuat dengan bantuan aplikasi edit video yang telah dikuasai. Dalam bentuk video yang berwarna, bersuara, dan menarik akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi. Pengembangan media pembelajaran dalam bentuk video yang menampilkan kegiatan secara langsung memberikan gambaran yang jelas terkait materi dan menarik minat pembelajarana siswa.

Hasil Media

Virtual Office merupakan materi yang ada dalam mata pelajaran Teknologi Perkantoran pada siswa kelas X di SMK jurusan OTKP. Kegiatan yang dilakukan oleh kantor virtual melalui dunia maya karena tidak terdapat kontak fisik secara langsung dan dianggap dapat menghemat watu, tenaga dan juga biaya. Hal yang penting dalam melakukan koordinasi antar anggota yaitu melalui rapat, dalam kantor virtual rapat dilakukan secara online dengan bantuan aplikasi yang saat ini mudah digunakan seperti aplikasi Zoom. Sebelum dilakukan rapat diperlukan pemahaman dan tata cara yang baik dalam proses rapat online. Sehingga peneliti memberikan gambaran langsung menggunakan video yang dilakukan oleh anggota suatu perusahaan saat melakukan rapat online harapannya siswa dapat lebih memahami bagaimana rapat online yang baik dan memiliki gambaran terhadap materi yang telah disampaikan.
Dalam video ini menampilkan proses rapat online yang dihadiri oleh anggota perusahaan untuk mendiskusikan terkait perusahaannya. Sebelumnya ada koordinasi yang dilakukan pimpinan dan sekretaris membahas rapat yang akan dilakukan dan menghasilkan kesepakatan terkait bahan materi, waktu, aplikasi yang digunakan, dan tata tertib rapat. Dimulai dari pembukaan yang dilakukan oleh sekretaris sebagai moderator juga menjadi notulen rapat tersebut, memastikan kehadiran anggota yang mengikuti rapat. Selanjutnya pimpinan akan menyampaikan materi rapat. Dan aka nada sesi tanya jawab serta diskusi oleh anggota rapat dipandu oleh moderator. Yang terakhir adalah penutupan oleh moderator sekaligus menyampaikan kesimpulan dari rapat.
Materi tersebut akan sulit dipahami oleh siswa jika hanya mengandalkan ceramah yang dilakukan oleh guru saja, sehingga dengan adanya media bentuk video ini akan memudahkan pemahaman siswa terkait kegiatan yang dilakukan oleh suatu kantor virtual terfokus pada kegiatan rapat online. Siswa juga dapat mempraktikkan supaya dapat memahami secara keseluruhan dan merasakan secara langsung kegiatan rapat online menggunkan aplikasi. Jadi untuk dapat melakukan rapat yang efektif dan efisien itu diperlukan tata cara atau tahapan yang baik sesuai teori yang ada sehingga kegiatan rapat online tersebut dapat berjalan lancar.
                         


 Cara Penggunaan Media

Cara menggunakan media ini mudah dengan bantuan laptop, speaker dan LCD Proyektor video dapat diputas menggunakan aplikasi play video yang ada di laptop tinggal klik play maka video akan dapat ditayangkan.

Simpulan

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan (1) media pembelajaran menggunakan video dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. (2) materi virtual office terfokus pada kegiatan online meeting dapat dilakukan menggunakan aplikasi Zoom Cloud Meetings dan pelaksanaan rapat online harus sesuai etika rapat yang baik agar mencapai hasil yang diinginkan. (3) video rapat online menggunakan Zoom memberikan pemahaman siswa tentang gambaran kegiatan kantor virtual.
Saran dalam penelitian ini adalah (1) dalam pembuatan video harus memperhatikan kondisi jaringan agar pelaksanaan rapat dapat stabil dan hasil video lebih maksimal. (2) guru diharapkan dapat mengikuti perkembangan teknologi terutama aplikasi yang sering digunakan oleh perusahaan dalam melakukan kegiatan kantor. (3) sekolah dapat menyediakan koneksi internet agar siswa dapat memanfaatkan untuk menggunakan aplikasi penunjang pembelajaran.

Saran
Media pembelajaran video meeting online menggunakan zoom ini pendidik atau guru memang harus meningkatkan skill editing video dan pemahaman terhadap aplikasi penunjang kegiatan yang dilakukan oleh kantor virtual, selain itu guru  juga harus memiliki kemampuan kreativitas dalam mengembangkan media pembelajaran di era digital seperti sekarang.

Daftar Pustaka

Arsyad, Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Daryanto. 2010. Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. 
_________. 1989. Media Pendidikan. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
Ibrahim R dan Nana Syaodih. 1993. Perencanaan Pengajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Kasihani Kasbolah FS. (1998). Penelitian Tindakan Kelas(PTK). Jakarta: Depdikbud.
Riyana, Cheppy. 2007. Pedoman Pengembangan Media Video. Jakarta: P3AI UPI.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2007. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
_________. 2010. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sugiyono, 1999. Statistik Nonparametris Untuk Penelitian. Penerbit CV Alfabeta: Bandung.
Suharsimi Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Biodata


Nama                           : Serliana Nur Dewiarti
TTL                             : Kebumen, 8 September 1999
Alamat                         : Desa Kalirancang RT 003 RW 04, Kec. Alian, Kab. Kebumen
Alamat Kos                 : Kos Pak Kodri, Gang Cempakasari RT 03 RW 01, 
               Kec. Gunungpati
Nomor HP                   : 083862272557
Surel                            : serlianand@gmail.com
Media Sosial               : @serlianand (IG), Serliana Nur Dewiarti (Facebook)
Pendidikan Formal      : 1. SD Negeri 3 Kalirancang lulus tahun 2011
                                      2. SMP Negeri 1 Alian lulus tahun 2014
                                      3. SMK Negeri 1 Kebumen lulus tahun 2017
Riwayat Organisasi     : 1. Hima Pendidikan Ekonomi 2018 
                                          (Sekretaris RTO Pengurus Harian)
                                       2. Hima Pendidikan Ekonomi 2019 
                                          (Bendahara RTO Pengurus Harian)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Kunjungan Industri Administrasi Perkantoran

SIM (Sistem Informasi Manajemen)